Sebuah
fenomena berbau supranatural yang tak terpecahkan pernah terjadi di
Pulau Barbados. Tentang peti mati yang senantiasa bergerak di sebuah
kuburan keluarga. Apakah yang sebenarnya yang terjadi? Apakah
aktivitas arwah penasaran atau anomali alam?
Kisah misteri yang tercatat dalam sejarah ini terjadi kira-kira dua abad lampau, namun peninggalannya masih terlihat utuh hingga tahun ini. Peristiwanya sempat menggegerkan penduduk Barbados di kepulauan Karibia, Samudera Atlantik. Memancing campur tangan gubernur setempat dan penulis novel detektif, petualangan dan misteri terkenal Sir Arthur Conan Doyle.Kejadian berawal dari sebuah distrik Christ Church dekat kota Oistins di ujung selatan Pulau Barbados. Keluarga Walronds, sebuah keluarga petani/pekebun gula yang makmur, membangun sebuah area makam keluarga. Seorang anggota keluarag tersebut James Elliot membangun makam itu dari susunan pahatan batu sedemikian rupa dengan pintu penutup yang terbuat dari marmer pualam terpilih. Makam itu demikian kokoh dan bagus, sehingga lebih mirip miniatur benteng.
Kisah misteri yang tercatat dalam sejarah ini terjadi kira-kira dua abad lampau, namun peninggalannya masih terlihat utuh hingga tahun ini. Peristiwanya sempat menggegerkan penduduk Barbados di kepulauan Karibia, Samudera Atlantik. Memancing campur tangan gubernur setempat dan penulis novel detektif, petualangan dan misteri terkenal Sir Arthur Conan Doyle.Kejadian berawal dari sebuah distrik Christ Church dekat kota Oistins di ujung selatan Pulau Barbados. Keluarga Walronds, sebuah keluarga petani/pekebun gula yang makmur, membangun sebuah area makam keluarga. Seorang anggota keluarag tersebut James Elliot membangun makam itu dari susunan pahatan batu sedemikian rupa dengan pintu penutup yang terbuat dari marmer pualam terpilih. Makam itu demikian kokoh dan bagus, sehingga lebih mirip miniatur benteng.
Makam
itu pernah ditandai dengan tulisan “Yang Mulia James Elliot, Esq.,
meninggal pada 14 Mei 1724, putra Yang Mulia Richard Elliot, Esq. dan
suami dari Elizabeth, putri Yang Mulia Thomas Walronds, Esq.” Namun
tidak diketahui persis apakah Elliot memang benar dikubur di sana,
sebab tidak ada bekas jasad atau peti matinya. Makam batu di bawah
tanah itu ditemukan kosong pada 31 Juli 1807, saat jenazah Mrs.
Thomasina Goddard dimakamkan di sana.
Kejadian Aneh
Namun entah mengapa, setahun kemudian (1808), makam batu tersebut diambil alih oleh Keluarga Chase, seorang petani yang memiliki banyak budak. Makam tersebut diklaim sebagai miliki mereka. Salah satu pemiliknya adalah Kolonel Thomas Chase, seorang tuan kebun yang dikenal kejam pada budak-budaknya.
Namun entah mengapa, setahun kemudian (1808), makam batu tersebut diambil alih oleh Keluarga Chase, seorang petani yang memiliki banyak budak. Makam tersebut diklaim sebagai miliki mereka. Salah satu pemiliknya adalah Kolonel Thomas Chase, seorang tuan kebun yang dikenal kejam pada budak-budaknya.
Makam
itu digunakan keluarag Chase pertama kali untuk memakamkam Mary Anna
Maria Chase, putri usia 2 tahun yang meninggal dunia dan dimakamkam pada
22 Februari 1808. Jenazah ditempatkan pada peti mati berbasis timah.
Lalu
jenazah Dorcas Chase, putri tertua Thomas, juga ditempatkan dalam peti
mati terbuat dari timah dikuburkan dimakam tersebut pada 6 Juli 1812.
Isu beredar, Dorcas menderita stress dan mogok makam hingga tewas
(bunuh diri), sebagai tindakan protes pada perlakuan ayahnya yang
kejam.
sebulan
setelah itu, Kolonel Thomas Chase pun meninggal dunia. Jenazahnya
ditempatkan dalam peti mati kayu. Pada 9 Agustus 1812 keluarga Chase
segera menyiapkan makam yang sama untuk sang ayah. Namun saat pintu
kubur dibuka, mereka terkejut luar biasa. Kedua peti jenazah kedua
anak perempuan itu sudah berubah posisi. Tadinya diletakkan secara
horisontal, kini menjadi vertikal dengan bagian kepala menghadap ke
bawah. Sementara di sekitar area pemakaman tidak terlihat bekas-bekas
dibuka paksa atau jejak manusia.
Dengan
terheran-heran, kedua peti jenazah kembali dirapikan. Peti jenazah
Thomas Chase ditempatkan bersisian dengan peti jenazah kedua putrinya.
Lalu pintu batu pualam ditutup kembali.
Empat
tahun kemudian, pada 25 September 1816, makam kembali dibuka untuk
pemakaman Master Samuel Brewster Ames, seorang anggota keluarga Chase
termuda usia 11 bulan. Ternyata susunan ketiga peti jenazah di dalam
makam batu itu sudah berubah lagi. Peti jenazah Thomas, yang paling
tidak harus diangkat delapan lelaki dewasa, tampak tersandar di
dinding dalam makam. Begitu pun peti-peti itu kembali disusun seperti
sediakala.
Kejadian
demi kejadian di makam keluarga ini mengejutkan semua orang. Pada 17
Juli 1819, jenazah Thomassina Clarke, akan dimakamkan di kubur batu itu.
Sementara isu sudah beredar mengenai keanehan di sana. Kali ini
banyak orang yang berkerumun ingin tahun di depan area makam. Ketika
pintu makam dibuka, kejadian itu kembali terulang. Peti-peti jenazah
di dalam makam sudah berpindah tempat dalam keadaan yang berantakan.
Peristiwa yang terjadi berkali-kali itu menghebohkan distrik Christ Church. Kabar tak sedap tersiar. Bahwa jenazah keluarga Chase tak diterima bumi, atau tentang kutukan yang menimpa keluarga itu, sampai soal arwah-arwah yang murka!
Peristiwa yang terjadi berkali-kali itu menghebohkan distrik Christ Church. Kabar tak sedap tersiar. Bahwa jenazah keluarga Chase tak diterima bumi, atau tentang kutukan yang menimpa keluarga itu, sampai soal arwah-arwah yang murka!
Segel Gubernur
Lord Combermere, Gubernur Barbados, memutuskan untuk menangani langsung persoalan itu. Karena wilayah Barbados termasuk daerah yang sangat taat beragama. Isu soal supranatural adalah persoalan sensitif. Saat makam dibuka (tahun 1819) ia melakukan pemeriksaan dan sangat terkejut ketika melihat lima peti jenazah itu terlihat berantakan susunannya, kecuali peti jenazah Ny. Thomasina Goddard yang mulai melapuk.
Gubernur kemudian memerintahkan sejumlah pekerja untuk menyusun ulang posisi peti-peti jenazah keluarga Chase. Ia mengawasi langsung pekerjaan itu, hingga akhirnya pintu makam ditutup kembali. Untuk menyakinkan seluruh penduduk, ia menempatkan segel di pintu makam.
Lord Combermere, Gubernur Barbados, memutuskan untuk menangani langsung persoalan itu. Karena wilayah Barbados termasuk daerah yang sangat taat beragama. Isu soal supranatural adalah persoalan sensitif. Saat makam dibuka (tahun 1819) ia melakukan pemeriksaan dan sangat terkejut ketika melihat lima peti jenazah itu terlihat berantakan susunannya, kecuali peti jenazah Ny. Thomasina Goddard yang mulai melapuk.
Gubernur kemudian memerintahkan sejumlah pekerja untuk menyusun ulang posisi peti-peti jenazah keluarga Chase. Ia mengawasi langsung pekerjaan itu, hingga akhirnya pintu makam ditutup kembali. Untuk menyakinkan seluruh penduduk, ia menempatkan segel di pintu makam.
Namun
sejumlah laporan kemudian diterimanya tentang suara-suara gaduh dan
misterius dari dalam makam batu tersebut. Pada 18 April 1820, ia
ditemani pejabat daerah Walikota J Finch, Natahan Lukas, Robert
Boucher Clarke, Rowland Cotton, Thomas Orderson menilik makam yang
semakin sarat isu itu.
Ketika
diperiksa segel tidak terbuka, sementara susunan peti di dalam kubur
terlihat berantakan. Lapisan pasir yang menutup lantai makam tak
menyisakan jejak atau bekas apa pun. Setelah menuliskan dalam laporan
resmi ia kemudian memutuskan untuk mengosongkan makam tersebut. Hal
ini untuk menghilangkan isu soal arwah penasaran dan isu lain yang
buruk bagi wilayahnya. Sejak itu makam batu tersebut kosong dan tetap
terbuka hingga hari ini… (berbagai sumber)*
Upaya Menguak Misteri
Entah mengapa, makam batu (tombstone) keluarga Chase menjadi salah satu fenomena yang menarik bagi dunia. Sejumlah turis yang tertarik aktivitas paranormal kemudian banyak yang mengunjungi lokasi makam tersebut. Berbagai upaya untuk menguak misterinya pun dilakukan.
Upaya Menguak Misteri
Entah mengapa, makam batu (tombstone) keluarga Chase menjadi salah satu fenomena yang menarik bagi dunia. Sejumlah turis yang tertarik aktivitas paranormal kemudian banyak yang mengunjungi lokasi makam tersebut. Berbagai upaya untuk menguak misterinya pun dilakukan.
Sejumlah
laporan dan saksi mata menyatakan bahwa makam tersebut sama sekali
tidak pernah diganggu. Walau pun ada anggapan kemungkinan kaum budak
kulit hitam terlibat dalam upaya balas dendam terhadap keluarga Chase,
namun bukti mengacu tidak ada bukti aktivitas manusia dalam kejadian
di dalam makam. Bahkan ketika gubernur menyegel pintu, segel sama
sekali tidak rusak. Seandainya orang memaksa masuk, tentulah segel
akan terbuka.
Penelitian
lain juga menjelaskan bahwa tidak ada kemungkinan aktivitas banjir
yang memungkinkan perpindahan peti-peti mati itu. Sementara jika
pergeseran terjadi akibat gempa, tidak bukti aktivitas gempa di sekitar
tempat itu. Karena hal yang berubah hanyalah yang berada didalam makam
batu tersebut saja.
Misteri
ini juga mengundang seorang pengarang terkenal dengan kisah Detektif
Sherlok Holmes dan The Lost World yakni Sir Arthur Conan Doyle.
Setelah melakukan kunjugan ke situs makam tersebut ia menduga kejadian
perpindahan peti-peti jenazah itu berkaitan dengan kekuatan
supernatural. Menurutnya kekuatan gaib itu melakukan tindakan protes
karena peti-peti jenazah di makam tersebut dibuat dari basis logam dan
timah. Logam akan menahan proses pembusukan yang alami.
Teori ini diajukan oleh Conan Doyle atas pertimbangan bahwa peti jenazah Thomasi Goddard yang seluruhnya terbuat dari kayu sama sekali tak terusik. Hanya peti-peti jenazah keluarga Chase saja yang mengalami perubahan-perubahan posisi.
Teori ini diajukan oleh Conan Doyle atas pertimbangan bahwa peti jenazah Thomasi Goddard yang seluruhnya terbuat dari kayu sama sekali tak terusik. Hanya peti-peti jenazah keluarga Chase saja yang mengalami perubahan-perubahan posisi.
da
banyak teori lain yang diajukan, namun semuanya tetap tidak memberikan
jawaban yang memuaskan. Selama 180 tahun lebih sejumlah wartawan,
peneliti dan penulis tertarik pada misteri di makam batu itu. Puluhan
buku membahas persoalan itu… dan makam batu itu menjadi salah satu
misteri besar yang belum terpecahkan. Apakah yang sebearnya terjadi di
dalam ruang yang gelap, lembab dan pengab itu?
0 komentar:
Posting Komentar