Ini mungkin kisah teror psikopat yang aneh. Pada bulan Februari 1950, Jacquelyn Cadow, gadis 18 tahun yang tinggal di Paradis Louisiana mendapat gangguan aneh. Ia mendengar suara peluit serigala di luar jendela kamar tidurnya. Ia lalu melaporkan kejadian ini pada polisi. Namun gangguan terus berlangsung tiap malam.
Sampai akhirnya ia mengumumkan pertunangannya dengan Herbert Belsom, suara seruling serigala berubah menjadi suara lagu pemakaman. Jacquelyn juga menerima ancaman telepon, bahwa ia akan dibunuh bila tetap melangsungkan pernikahan.
Teror terus mengancam, bahkan saat ia, ibunya dan tantenya pergi ke New Orleans. Di sebuah kantor, mereka mendengar suara seruling serigala tersebut. Beberapa wartawan pun ada di sana. Mereka segera mencari sumber suara, pergi ke halaman dan tidak menemukan apa-apa.
Jacquelyn semakin terpukul, pikirannya terganggu. Mencoba tinggal dengan kerabat yang jauh namun teror seruling serigala itu terus mengikuti. Dan saat berlindung ke rumah calon mertuanya, ibu dari Belsom mendapat ancaman telepon, "Katakan pada Jacquelyn, saya tahu di di rumah Herbert."
Walau hidup di bawah tekanan teror, akhirnya Jacquelyn jadi juga menikah dengan Belsom. Nyatanya ancaman psikopat "seruling serigala" ini tidak terbukti. Pernikahan aman dan tak ada yang terjadi. Sheriff setempat menutup kasus ini. Semua pun berlalu, dengan menyisakan pertanyaan besar: siapakah pelaku teror? Mengapa ia memilih Jacquelyn? Tak ada yang pernah tahu.
Sampai akhirnya ia mengumumkan pertunangannya dengan Herbert Belsom, suara seruling serigala berubah menjadi suara lagu pemakaman. Jacquelyn juga menerima ancaman telepon, bahwa ia akan dibunuh bila tetap melangsungkan pernikahan.
Teror terus mengancam, bahkan saat ia, ibunya dan tantenya pergi ke New Orleans. Di sebuah kantor, mereka mendengar suara seruling serigala tersebut. Beberapa wartawan pun ada di sana. Mereka segera mencari sumber suara, pergi ke halaman dan tidak menemukan apa-apa.
Jacquelyn semakin terpukul, pikirannya terganggu. Mencoba tinggal dengan kerabat yang jauh namun teror seruling serigala itu terus mengikuti. Dan saat berlindung ke rumah calon mertuanya, ibu dari Belsom mendapat ancaman telepon, "Katakan pada Jacquelyn, saya tahu di di rumah Herbert."
Walau hidup di bawah tekanan teror, akhirnya Jacquelyn jadi juga menikah dengan Belsom. Nyatanya ancaman psikopat "seruling serigala" ini tidak terbukti. Pernikahan aman dan tak ada yang terjadi. Sheriff setempat menutup kasus ini. Semua pun berlalu, dengan menyisakan pertanyaan besar: siapakah pelaku teror? Mengapa ia memilih Jacquelyn? Tak ada yang pernah tahu.